Ikhlas Dalam Penantian

Setelah menunggu stengah hari akhirnya surat pengumuman kelulusan sampai juga, dan aku dinyatakan lulus, alhamdilillah nilainya memuaskan. Begitu pula sahabatku Astrid. Kami sangat bahagia, tidak sia - sia usaha giat dalam belajar akhirnya membuahkan hasil yang maksimum.

Meneruskan jenjang pendidikan ke Perguruan Tinggi adalah rencana dari kita. Dari berbagai banyak pertimbangan, akhirnya kita memilih UIN Yogyakarta. Setelah dinyatakan lulus diterima, kami pun mencari tempat tinggal. Tiba - tiba teringat akan nasihat ibu tercinta. ''Nduk, carilah ilmu sebanyak - banyaknya, tidak hanya duniawi saja, tetapi ilmu akhirat pun harus dicari dan diamalkan. Tujuan hidup kita adalah bahagia dunia dan akhirat. Jagalha diri kalian masing - masing dan hiduplah dilingkungan orang - orang yang sholeh, ibu hanya bisa mendoakan dari sini. Semoga kalian sukses dunia akhirat. '' di ucapkan dengan suara halus. 
Akhirnya kami memutuskan untuk tinggal di sebuah pesantren yang letaknya tidak jauh dari kampus kami. Astrid adalah sahabat dekatku, sejak SD, SMP, SMA, bahkan sekarang di PT kami pun bersama. Suka duka kami rasakan bersama. Tetapi ada sau hal yang membedakankami, yaitu masalah percintaan. Astrid jagonya dalam menggaet cowo manapun yang disukainya. Hampir tidak terhitung berapa cowo yang dideketin. Beda halnya dengan aku, aku belom berani untuk bermain - main dengan hati. Entah aku tidak peduli dengan orang - orang yang menganggap aku tidak butuh seorang pendamping hidup. yang aku pikirkan saat ini belajar dengan sungguh - sungguh. 

. . . .

Hari pertam masuk pesantren membuat aku terkjut dengan keadaan di pesantren, aku yang terbiasa hidup dalam keadaan rapi, suasana yang tenang, kini semua itu berbanding terbalik. Sungguh membuat aku ingin pingsan seketika. Barang - barang berserakan tidak jelas dimana tempat aslinya. disetiap sudut -  tembok terdapat tumpukan baju yang tidak rapi, entah itu baju bersih atau kotor, keadaan kamar mandi yang begiitu menjijjikan membuat aku tidak ingin aku memasukinnya. Ya Allah inikah tempat yang di inginkan ibu untuk aku tempati ...??? sejenak aku menganggap ibuku kejam, tega membiarkan anaknya hidup dalam keadaan seperti ini. Tetapi pikiran burukku itu aku buang jauh - jauh, karena aku yakin ibuku ingin aku menjadi anak yang terbaik. '' Apa kamu yakin mau tinggal ditempat ini ?'' tanya Astrid kepadaku...''Yakin...! kenapa tidak ...?'' dengan tegasku menjawabnya. 

Mendengar jawabanku yang meyakinkan, Astrid pun ikut yakin untuk tinggal di pesantren ini. Kami berdua berjalan mencari kamar yang disediakan untuk kami. Tapi belom ketemu - ketemu,, karena tempatnya begitu luas. Tiba - tiba ada seseorang santriwati menghampiri kami. 
'' Assalamu'alaikum ya ukhti ...??
''Wa'alaikumsalam...ukhti..."
''Afwan, ukhti - ukhti ini santri baru ya...??
''ia benar, perkenalkan saya keyla dan ini teman saya Astrid, kami sedang mencari kamar yang disediakan untuk kami. Tetapi kami belum menemukannya..''
''ohh..saya aminah, afwan ukhti ! sebaiknya ukhti soan kendalem dahulu...nanti disana bertemu dengan Abah dan Umi. Nanti baru kami tunjukan kamar yang bisa ukhti tempati..''
''soan ? Ndalem ..?? Astrid seketika terkejut.
''ya ukh, soan itu sperti halnya orang bertamu, sedangkan ndalem itu tempat tinggalnya kyai. Mari saya antar ke ndalem.."

Aku dan astrid saling menatap dan tesenyum bersama, dan akhirnya kami ikuti santriwati itu ke ndalem. Letaknya tidak terlalu jauh dari asramanya. Sesampainya didepanndalem lalu santri wati itu mengetuk pintu, dan mengucapkan salam. Melihat sikap dan tingkah laku santriwati itu sangat sopan. Kami heran, di zaman Agnes Monica ternyata masih ada orang seperti Siti Nurbaya. 
''Assalamu'alaikum...??? 
;;Wa'alaikumsalam..'' dari arah dalam Umi menjawab salamnya. 
''Ngapunteen Umi,niki wonten santri enggal bade soan.''
''Ya silahkan masuk, sebentar nunggu Abah ya. ''
''Nggih..'' kami serentak menjawabnya. 
Aku dan Astrid hanya diam dan tersenyum ketika mendengar [ercakapan diantara Bu nyai dan santrinya. 

Abah pun keluar, dan kami duduk di ruang tamu bersama Umi dan Abah. Aku memulai pembicaraannya dengan sdikit deg - degan karena berhadapan dengan seorang kyai.

''Maaf Abah Umi, kita dari semarang, perkenalkan nama saya Keyla Nur Istiqomah, dan ini teman saya Astrid Pangesti. Kami berniat untuk masuk ke pesantren ini.''

''Ya kami ucapkan Selamat datang, Yang terpenting ketika belajar dipesantren adalah sabar dan istiqomah, insya Allah bisa dan semoga ilmunya bermanfaat.''

Itulah sepenggal nasehat dari Abah. Setellah mendengar berbagai nasihat dan cerita dari Abah dan Umi, kami pun pamit dan menuju ke asrama. Tiba - tiba Umi menghentikan langkah kami. '' Sebentar mbak keyla di ndalem ada kamar kosong, berhubung putri kami sekarang kuliah di Amerika. Ada baiknya jika kamarnya diisi mbak keyla dan mbak astrid, Bagaimana....???

Semenjak kami terdiam dan serentak menyetujui tawaran Umi untuk tinggal di ndalem. Karena pertimbangan dari ada kamarnya kosong, sedangkan di asrama sepertinya penuh, jadi untuk sementara kami disuruh untuk menempatinya untuk menggantikan anak bungsunya yang sekarang kuliah di Amerika. 

''Ternyata jika hati kita ikhlas menerimanya, maka kita diberikan yang terbaik untuk kita, buktinya kita menempati tempat yang nyaman dan berseih seperti ini.'' Astrid hanya tersenyum mendengar ucapanku. Kami mulai merapikan barang - barang kami. Dan tidak terasa waktu Ashar pun tiba, kami siap - siap berangkat jama'ah dan memulai aktivitas mengaji. Diawal pertemuan kami pun memperkenalkan diri kami di depan banyak santri. Ternyata begitu banyak santrinya, ada yang masih kecil ada yang remaja dan ada yang dewasa. Jelas saja karena pesantren ini dibuka untuk umum. 

. . . . 

3 tahun sudah aku dan Astrid menetap dipesantren. kuliah pun berjalan dengan lancar. Kini aku masuk smester 7, itu artinya harus lebih giat dan serius mengggarap skripsi. 

Tiba - tiba Astrid menepuk punggungku dengan tangannya ketika aku denga duduk asyik sambil baca buku. ''Key, kamu tau tidak, santri - santri sedang asyik berbincang - bincang tentang apa. ???''. ''Tidak, memang apa ? Awas loh jangan nggosip lagi seperti kemarin - kemarin. ntar kamu yang terjebak sendiri ...!'' aku mewanti - wanti sahabatku karena kupingnya dimana - mana. ''kata santri, bentar lagi putra Abah yang pulang di kairo pulang. ''Ah kata siapa kamu ..?? memang Abah punya putra yang di kairo..??''
''Yaah sahabatku yang satu ini ketinggalan berita. Abah memang punya putra yang kuliah dikairo, sudah 4 tahun belum pernah pulang. denger si ganteng. Heheee.."
''Mulai deh kamu. cowo mana ja kamu gebet...'' Ledekku pada Astrid.. ''Biarin, Awas loh kalo kamu sampai naksir.''

''Astrid senyum - senyum sendiri, sepertinya dalam pemikirannya membayangkan yang aneh - aneh.'' 
''ketimbang kamu naksir sama orang yang belum jelas, siapa itu namnya ? Ulfi ya. Hanya sekedar di dunia maya. Kalau cowo itu gentle, pasti dia sudah menemui kamu. coba kamu pikir key, sudah 2 tahun lamanya kamu dekat dengan cowo, dan itupun hanya dalam sebuah jejaring sosial Facebook. Sedangkan kamu belum tahu wujud aslinya seperti apa, keluarganya bagaimana. Kapan kamu bertemu ..?? ''Dan yang aneh lagi kenapa kamu bisa suka dan mempertahankan dia. Padahal cowo - cowo yang ada di sekitar kita banyak yang ngantri buat ngedapetin kamu. Tapi sayang tidak ada yang kamu respon satupun. kamu sadar ga sih key ... ?? Dengan panjang lebar Astrid berusaha menyadarkanku. 

''Aku tidak tahu kenapa aku bisa mempunyai keyakinan dengan Zulfi, meskipun hanya di dunia maya. Aku nyaman, aku tenang, aku baru merasakan perasaan seperti ini. Kamu tau aku belum pernah berpengalaman dekat sama laki - laki, mungkin ini kuasa Allah. belum saaatnya untuk bertemu dengannya. Aku terus berharap suatu saat nanti aku aku bisa bertemu dengannya.''
''Mau sampai kapan key ??''
''Aku hanya bisa sabar, dan menanti takdir Allah. Sudahlah kamu tidak perlu pusing memikirkan aku ya. Aku punya sahabat sepertimu saja sudah merasa bahagia, dan cukup untuk menjadi teman keluh kesah, canda tawa. Aku sayang kamu Astrid ...'' sambil memeluknya aku teteskan air mataku dipipiku. 

''Aku juga sayang kamu key, kamu sahabat terbaikku. Aku tidak akan pernah melupakanmu, jika memang menanti laki - laki itu membuat kamu bahagia. aku pun ikut bahagia. Sudah ya jangan menangis lagi. Ayo dong senyum '' di usaplah airmata dipipiku olehnya. dan setelah itu kami tersenyum bahagia. 

. . . . 

Ternyata benar apa yang dikatakan Astrid 1 minggu yang lalu. Putra Abah pulang. ''Astrid !!! benar apa yang kamu katakan 1 minggu yang lalu, putra Abah pulang, Tadi pagi Umi bilang padaku kalau putranya pulang dan diperkirakan samapi rumah nanti sore. jadi kita di suruh nyiapin makanan untuk nanti sore. ''
''Asyiik, akhirnya aku ketemu cowo ganteng. Hehe...'' Astrid kegirangan.

Terdengar suara mobil didepan. Seorang laki - laki berpostur tubuh tinggi berkulit putih dengan wajah yang menenangkan jika dipandang, an senyuman yang sangat manis turun dari mobil, dan mencium tangan Abah dan Umi. Apakah dia putranya yang digemari banyak santriwati...??? Aku dan Astrid mengintip dari jendela. 

''Waah gantengnya, lihat key !! Memang benar - benar ganteng ya ...'' Astrd memujinya. Abah Umi dan putranya duduk bersama di ruang tamu, terlihat sangat bahagia karena putranya yang dibanggakan akhirnya pulang dengan selamat. Karena sekitar 4 tahun mereka tidak bertemu, dan akhirnyarasa kangen yaang terobati dengan kembali berkumpul. 

Aku dan Astrid mengantarkan minuman keruang tamu. Aku hanya bisa menundukan kepalaku, karena rasa malu yang luar biasa dan jantung yang berdetak begitu kencang membuat aku nerves ketika mengantarkan minuman. Astrid ada di depanku membawa makanan ringan. '' terimakasih, ini santru - santri yang tinggal di sini.'' Ucap Umi memperkenalkan kami pada putranya. 

Setelah selesai menyuguhkan makanan dan minuman, kami pun kembali ke kamar. Astrid senyum - senyum terus karena mersa senang bertemu dengan laki - laki ganteng. ''Ganteng banget key, aku benar - benar menyukainya. Aku memimpikan punya pendamping hidup seperti dia key. Bagaimana menurutmu key..??'' Apa dia mau sama aku ...hehehe'' nada bercanda. '' Ah kamu, sahabat lagi bahagia malah di ledekin gak asik ah,'' kesal Astrid padaku. ''Sudah - sudah yuk belajar, besok ujian kan...''ajaku pada Astrid. 

. . . . 

Sebelum aku baringkan tubuhku diatas ranjang, tiba - tiba aku ingin membuka Facebook, barang kali ada pesan dari zulfi, laki - laki yang selama ini di ada dihatiku. Dan ternyata benar dia kirim pesan. ''Keyla, aku sekarang sudah di indonesia, 2 hari yang lalu aku sampai di rumah. Bagaimana keadaanmu, baik - baik saja kan ...?? Aku ingin bertemu. Aku tunggu besok ba'da dhuhur di masjid Ar-rahman dekat pesantren kamu. Aku berharap kamu bisa dateng, aku ingin perkenalkan kamu pada orang tuaku.''

Aku kaget, senang, takut, campur aduk gak jelas, entah apa yang akan aku lakukan. sampai malam pun aku tidak bisa tidur karena teringat pesan itu. Dan akhirnya aku air wudhu dan shalat tahajut
''Ya Allah Dzat yang Maha mebolak mbalikan hati, Aku serahkan semua urusanku padaMu, Berikanlah yang terbaik untukku ya Rabb Jika mememang laki - laki yang aku nanti adalah jodohku. Maka berikanlah kesabaran dalam penantianku. Dan jika laki - laki yang aku nanti bukan untukku maka balikanlah hati ini, dan berikanlah rasa ikhlas'' Setelah selesai bermunajat dan pikiranku mulai tenang. Waktu dhuhur telah tiba, kini saaatnya aku siap - siap untuk menemui Zulfi ditempat yang dijanjikan. Astrid tidak mengetahui pertemananku dengan Zulfi, karena aku takut dia marah - marah pada zulfi yang telah yang telah menggantung perasaanku selama 2 tahun aku datang menemui Zulfi sendirian.

Ketika sampai di masjid, aku terkejut seketika. Di dalam masjid ada Abah, Umi, putranya dan ternyata Astrid juga ada dan beberapa santri. Aku bingung kenapa mereka smua berkumpul disni, apa mereka tau kalau aku mau menemui laki - laki yang aku nanti ? laku aku berjalan mendekati mereka.
''Keyla, sini mendekat.'' Ucap Umi memanggilku untuk mendekat.
''Apa kamu mencari sosok laki - laki yang menyajikan akan menemui di masjid ini ??''
''Benar Umi...''

''Ini laki - laki yang selama ini kamu nanti, anak Umi, Namanya Ahmad Zulfikar. Umi sudah mendengar banyak cerita dari Astrid. Kesetiaanmu menunggu pasangan hidupmu kini sudah terjawab, Umi bangga kepadamu. Kamu begitu sabar menantinya. Ahmad juga sering cerita sama Umi lewat telfon kalau dia mengaggumi seorang perempuan. dan tidak disangka kalau ternyata perempuan itu akan nyantri dipesantren ini. Makanya untuk mengenal lebih deket kami tempatkan kalian di ndalem'' Umi mencereitakan kejadian sebenarnya.

Aku semakin bingung dengan keadaan ini semua. Ingin rasanya lari meninggalkan masjid ini, tapi sulit bagiku. Aku pun hanya terdiam dalam wajah kebingungan. Zulfi pun agkat bicara, ''Akulah Zulfi key, maukah kamu menyempurnakan separuh agamaku...???

Detak jantungku semakin kencang, mulut tidak bisa berucap sekatapun. Hanya kedua mataku yang langsung mengarang ke Astrid shabatku. Karena aku tau kalau dia menharapkan untuk menjadi pendamping Gus Ahmad. Astrid mendekatiku,
''tenang sayang, aku hanya mengaguminya, dia untukmu. Aku bahagia akhirnya laki - laki yang kamu nanti sudah jelas wujudnya sekarang. Dan dia melamarmu key. Ayo ini saatnya kamu ungkapkan perasaanmu yang sudah lama kamu pendam Key''
''Bagaimana key,'' tanya Zulfi,
''a..aa..a..kuu terima..'' jawabku gemetar. ''Alhamdulillah...'' serentak orang yang ada di dalam masjid. Kini aku merasakan suasana yang selalu bahagia mengiringi langkahku untuk melewati hari demi hari.

Seusai wisuda, Zulfi, yang sekarang aku panggil Gus Zulfi, karena dia putra Kyai, datang kerumah dan segera di selenggarakan acara ijab Qobul. Mungkin ini yang dinamakan barokahnya berbakti kepada orang tua, pesantren, sehingga aku bisa bertemu dengan cinta sejatiku. Dan keikhlasan dalam menanti akhirnya berbuah manis.

. . . .
Selesai

Related Post:

0 komentar:

Posting Komentar